Selasa, 05 April 2011

THE 1000 DOLLARS SHIT

Mungkin dulu gw pernah cerita (lupa sih kapan) bahwa gw punya ex-boss orang India, sebut aja namanya Mr. Balaram. Walopun udah nggak kerja di sini namun terkadang dia sering diundang untuk ngasih coaching sessions to the Managers & Directors. 

Tanpa sepengetahuan orang kantor kita masih sering email-emailan via hotmail. Biasanya sih gw yang curhat dan minta pendapat ex-boss gw itu tentang problem-problem yang naudzubillah bin pelik.

So kisah pengunduran diri gw dari perusahaan ini pun jadi topik anget dalam chat kami kemarin. Mr. Balaram sempet wanti-wanti bahwa the saga is not over yet until the last day of your service. It will be interesting to know if in the end you will get a detachment pay (semacam uang perpisahan).

Haduh jujur aja gw bener-bener nggak mengharapkan kompensasi apa-apa sih selain hak yang disebutkan dalam UU no. 13 thn 2003. Sisanya terserah perusahaan hantu belau aja deh..daripada gw sinting mikirinnya, ya nggak?

Speaking of compensation and detachment pay, Mr. Balaram cerita bahwa kisah haru biru tentang perpisahan karyawan di kantor ini udah sering terjadi sebelumnya. Ada beberapa karyawan loyal yang ujung-ujungnya malah berantem sama si Papih karena hak nya nggak dibayar. Hohoho...why am I not surprised? Kalo urusan duit si Papih itu ngalahin kejamnya Hitler.

Tapi sebenernya diluar itu Papih orangnya royal dalam hal traktir makan, minum wine dan hadiah natal. Kita sering kok diajak dinner di fancy restaurant, minum wine yg mahal dan hadiah-hadiah macam tas, parfum atau cokelat.





Mr. Balaram said that "Your boss can treat the group a dinner worth 1000 dollars. Not to mention the expensive wines. But he didn't realized that actually everybody just want their fair portion of 250 dollars. Because by the end of the day the dinner will end up as SHIT!!" Hwahahahaha.....bener bangeeettt.****

3 komentar:

  1. SHIT=Tai.....its so trueeeeee Jam Suarez

    BalasHapus
  2. ck ck ck ck ck.. memang tidak ada yang sempurna....

    BalasHapus
  3. @Jam: hahaha iya he described it perfectly
    @Wulan: memang nggak ada yang sempurna tapi di sini jauuuh dari sempurna

    BalasHapus