Selasa, 23 Agustus 2011

KALI INI HANYA JADI PENDENGAR


Setiap hari sejak tiga bulan yang lalu, langkah kaki gw terasa ringan mau berangkat ke kantor. I’m having happy feet everyday, its a feeling that I’ve lost a couple of years ago. Mimpi buruk itu bermula sejak kedatangan si Nenek Gerondong (jeng..jeng!)

Dia itu ibarat Freddy Krueger, baik dalam alam mimpi maupun alam nyata bisa sama-sama bikin orang mati berdiri. Makanya setelah selama 1.5 tahun gw diteror dengan berbagai mimpi buruk akhirnya gw bisa mengakhiri episode horror itu dengan pindah kerja (syukur Alhamdulillah).

Tapi nggak demikian dengan mbak Minie. Masih inget kan, my assistant in the University of Melancholy? Dia masih terperangkap di situ ibarat burung dalam sangkar emas. Kenapa gw bilang sangkar emas? Karena jujur aja kemasannya sangat indah dan mahal: fancy chocolates, designer’s bag and fine wines. I kinda missed those things hehehe...

Anyway mbak Mini curhat tadi pagi kalau Nenek Gerondong makin menjadi jadi. Beginilah kisahnya:

Dua minggu yang lalu, mbak Mini udah mengajukan THR karyawan karena sesuai peraturan undang-undang kudu dibayarkan 2 minggu sebelum lebaran atau minimal 1 minggu sebelum lebaran.

Kemarin pagi, amplop yg ditunggu tunggu pun datang yaitu kiriman cheques dari head office. Namun betapa terkejutnya mbak Mini *bzzzt!* (bagai disambar gledek), nggak ada satu pun cheque pembayaran THR di dalamnya hanya ada cheque untuk pembayaran ke supplier.

Panik? Ya of course dong cyiiin...bisa didemo sama pak OB dan pak Sopir lah! Mbak Minie pun mencoba menghubungi kantor pusat (Mayday! Mayday!) tapi malah disambut dengan sambaran gledek yang kedua: Olip (asisten Nenek Gerondong) lagi block leave alias cuti seminggu penuh.

Nah lho? Mbak Mini pun berusaha menghubungi Nenek Gerondong yang dengan konsisten menolak mengangkat telpon. Saran gw sih, mungkin sekali sekali mesti dicoba ngirim sinyal lewat mbah dukun Ki Joko Bodo biar berasa dikit tusukan tusukan jarum gaib di kepala Nenek Gerondong. Kali aja jadi bener..heh..heh..heh (tertawa terkekeh)

Entah gimana akhirnya Nenek Gerondong memberikan penjelasan secara tidak jelas bahwa hari ini baru akan ditransfer pembayaran THR nya ke rekening masing-masing. Lega? Eits nanti dulu! Dengan catatan menunggu si Papih bangun bobo’ secara dia lagi berlibur ke Perancis dan hak mutlak untuk melakukan transfer via internet banking ada di tangan Papih (pingsan celentang)***

4 komentar:

  1. nah sering2 lagi donk cerita nya i miss this so much. Jam Suarez

    BalasHapus
  2. Hahahaha.... Nenek Gerondong.. Akhirnya Eksis lagi dia... emang mungkin dia hidup untuk menghibur para pembaca sekalian...

    tetapi turut berduka cita buat yang ngadepinnya.. yang sabar ya Mba Mini!!

    BalasHapus
  3. masih sesenggukan juga toh hahahahah...senangny ada update baru...semoga saja cepat turun uangny...btw, mohon maaf lahir batin...met lebaran ya...ini salam dari negeri sebrang :P

    BalasHapus