Minggu, 26 Desember 2010

BUKAN SINETRON

Lucu juga ya terkadang kehidupan nyata itu pun bisa dramatis kayak sinetron yang marak di tipi tipi. Cuma bedanya kalau di tipi biasanya berakhir bahagia sedangkan kalau kehidupan nyata belum tentu. Ini cerita dari tante ku tersayang, tante Leny namanya, adik kandung mamiku.

Kebetulan long weekend kali ini gw nginep di rumah orang tua gw. Liburan yang garing berhubung belom gajian, so alternatif murah meriah santai ya ke rumah nyokap hehehe. Biasa deh yang namanya mother and daughter kalo malem-malem suka ngegossip di kamar update story apa aja. Kali ini obrolan seputar keluarga mamiku, yaiut tante Lenny, adik kandung yang persis di bawah Mamiku. Tante Lenny ini orangnya ceria dan lucu. Perawakannya kecil dan ceriwis kayak cabe rawit.

Sebagai kakaknya tersayang tentunya mamiku selalu di update oleh Tante Lenny tentang peristiwa-peristiwa anyar dalam keluarga. Karena semenjak menikah dengan Ayahku yang muslim, mami jarang kumpul keluarga kecuali pada saat imlek. Mungkin sebagian temans belum tau kalau gw ini masih keturunan Tiong Hoa (markas keluarga gw dulu di Tanah Abang).

Jadi kisah ini mengenai suami tante Lenny bernama Om Akhew punya seorang keponakan cewek cantik bernama Chen-Chen. Kebetulan Chen-Chen adalah seorang yatim karena ayahnya telah meninggal . Maka jika menikah adalah tugas Om Akhew yang menjadi wali, sedangkan Tante Lenny bertugas mengatur protokol ceremony acara pernikahan tersebut.

Mamiku: Kejadian heboh pada saat acara pemberkatan di gereja, semua keluarga kumpul (kecuali mami) ada pendeta nya juga. Pada waktu pengucapan sumpah sama pendeta di tanya "Apakah Chen Chen bersedia menikah dengan Asui  sebagai suami kamu?" Nggak disangka Chen-Chen menggelengkan kepalanya. 
Gw: Nah lho..kenapa tuh Mi?
Mamiku: Ditanya sampe dua kali sama pendetanya, si Chen-Chen tetep menggelengkan kepala. Akirnya sama pendeta dikasih waktu bagi keluarga untuk berunding dulu. Ibu nya Chen-Chen dan Tante Lenny mati-matian ngebujuk supaya Chen-Chen jangan bersikap seperti itu. Tapi tetep aja Chen-Chen keras kepala nggak mau. Kata tante Lenny ada kali dua jam tuh di kamar rias ngebujukin si Chen-Chen supaya mau.
Gw: Emang kenapa bisa begitu Mi? Pernikahannya dipaksa?
Mamiku: Bukan. Mereka emang suka sama suka. Rupanya ada keluarga dari pihak ibunya Chen-Chen yang cerita  kalau calon ibu mertuanya itu tukang ngatur segalanya mulai dari kamar pengantin, undangan, gaun pengantin pokoknya kaypoh hippo. Yang parahnya seminggu sebelum pemberkatan si Chen-Chen disuruh tanda tangan surat perjanjian pra-nikah. Tujuannya kalau nanti terjadi perpisahan pihak perempuan nggak nuntut harta gono gini.
Gw: Ya ampun...tega bener?
Mamiku: Iya mentang-mentang pihak kita itu orang biasa bukan dari kalangan kaya raya diperlakukan begitu. Mami rasa si Chen-Chen tersinggung berat kali ya jadi begitu ditanya sama Pak Pendeta dia tolak mentah-mentah pengucapan sumpahnya.
Gw: (cuma geleng-geleng kepala)
Mamiku: Biarin aja sih sebenernya biar pihak keluarga lelaki juga tau nggak bisa menghina sembarangan orang miskin. Tapi karena undangan udah tersebar, pihak keluarga lelaki minta supaya acara resepsi tetap berlangsung. Supaya nggak ilang muka. Lalu setelah itu pengantin pulang ke rumah orang tua masing-masing.
Gw: Waduh bisa begitu...kayak di sinetron aje
Mamiku: Iye tapi yang ini bukan sinetron soalnya nggak happy ending hehehe
Gw: Kasian ya si Chen-Chen, mudah-mudahan aja setelah peristiwa ini pihak keluarga lelaki nya jadi tau diri nggak sembarangan memperlakukan orang lain




2 komentar:

  1. Angkat topi buat chen chen. BTW cateringnya siapa yg bayar? :D

    BalasHapus
  2. Wakakak... yang bayar pihak cowoknya :D Urusannya uda soal gengsi

    BalasHapus