Jumat, 17 Desember 2010

MERTUA & MENANTU

Hohoho…pasti langsung menarik perhatian kan? These are two equally strong words that each has its own unique impression.  Maksudnya dua buah kata yang sama-sama kuat dimana masing-masing memiliki kesan tersendiri.  Ni ming pai ma? (artinya elo ngerti kagak?)

Topik ini gw pilih dengan sangat berhati-hati karena gw tau kemungkinan akan memancing reaksi para mertua dan menantu (hehehe). Niat gw hanya mau sharing sedikit pengalaman dan perasaan sebagai menantu. Sama sekali nggak ada niat sotoy marotoy. Oleh karena itu jangan sama-samain ya..karena tiap menantu dan mertua punya pengalaman yang berbeda. (pasti lah ya)

Jadi begini…
Gw adalah seorang menantu yang masih tinggal bersama mertua (numpang maksudnya), punya kok cita-cita (sampai sekarang) untuk beli rumah sendiri tapi gara-gara reaksi lamban harga rumah udah keburu gila-gilaan (salahkan boss gw tuh bonus suka telat udah gitu dicicil pulak. Hukks!).

Selain daripada itu, suami gw saat ini sedang merintis usaha. Dengan harapan pada saat gw pension dini nanti (umur 40thn) gw akhirnya bisa jadi Nci-Nci penjaga toko (hihihi..sederhana cita-citanya).

Akibat demikian keadaanya, maka menetaplah gw di rumah orang tua suami gw. Nggak terasa udah lima tahun. Semula cuma berdua sekarang udah bertiga. Semula pake kipas angin sekarang pake Aircon. Semula pinjem satu kamar, sekarang pinjem dua kamar (hihihi)

Tahun-tahun pertama sulit banget bagi gw ngejalaninnya apalagi keluarga gw berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dari keluarga suami gw. (Padang vs. Jawa)

I must admit, that I’m stubborn, edgy and a straight forward person (nggak suka basa-basi) sementara dari sisi suami gw orangnya penyabar, pendiem dan bertele-tele.

Jujur aja chemical reactions sering terjadi. Beda pendapat itu biasa (bagi gw), bicara terus terang pun biasa (bagi gw). Tapi setelah gw pikir-pikir selama ini gw selalu melihat dari sisi gw aja, gimana kalau dari sisi mertua gw yah? Mungkiiiin…mungkin nih yaaa…gw sering bikin kesel (percayalah, gw nggak bisa masak, ceplas-ceplos, keras kepala dan tukang ngambek). I think I’m also notorious of being a Drama Queen hehehe..kok malah bangga sih?)

But come to think of it, maybe it’s the law of the universe (hukum alam)? Hubungan antara dua manusia pasti akan ada singgungannya. Nggak hanya hubungan antara menantu dan mertua; suami dan istri atau orangtua dan anak pun sering demikian. Yang ngebedain gw rasa cuma kata bekas dan nggak bisa bekas. Tapi pada prinsipnya benang merahnya sama.

Dan setelah dipikir-pikir gw jadi malu karena suka lebay. Padahal saat gw pergi bekerja my cute baby dirawat dan dijaga oleh mereka, saat gw pulang kerja pun masakan enak udah tersedia di meja makan. Belom lagi kalo gw  malala (traveling) atau lembur yang mengharuskan gw pulang malem. Aiiiihhh…

Maafin ya Mah dan Pah (mertua) kalau aku suka nyebelin.  

By the way, Happy Birthday ya Mah! Semoga panjang umur, diberi kesehatan dan bahagia selalu. Amin *** (Udah nyiapin kado dan kue. Nanti sore mau pulang tenggo ah!)

2 komentar:

  1. Mantu yg sadar diri...Bagoeessss.....lanjutkann numpangnya...wkwkwkwkwk......( Mpok Minah)

    BalasHapus